Sumber: Pinterest
Tuhan, Aku Lemah
Edisia Permata
Maaf,
aku lemah, wahai penolongku.
Jari-jemari
ini mulai kaku. Mati rasa.
Kaki-kaki
letih. Berjalan tanpa arah.
Awan
hitam menggumpal dalam kepala.
Petir
menyambar sendi, menggetarkan tulang.
Hati
mulai ditinggali laba-laba. Bersarang, menetap.
Kekosongan
menyerang tanpa aba-aba.
Tubuh
bagai hutan gersang. Pepohonan tanpa dedaunan.
Aku
lelah menunggu keretamu datang.
Sekarang,
jemput saja aku. Tarik aku ke atas, bersamamu.
Hidup
begitu sesak. Kuingin peluk darimu.
Bolehkah?
waduh ikut merasakan sedihnya
BalasHapussedih banget
Hapusmerinding kak
BalasHapussama kak
HapusHuhuu ikut sedihh
BalasHapusikut sedih jugaaa
HapusSedih sekali puisinya
BalasHapushuhu iya
HapusMantap keren
Hapussedih gitu puisinya kak, bacanya sambil merinding nih
BalasHapus